Long Distance Relationship: Does It Work? Skip to main content

Long Distance Relationship: Does It Work?


Di postingan kali ini, gua mau jadi sotoy sedikit. Gua ga pernah menjalani hubungan jarak jauh atau biasa anak-anak keminggris sebut LDR (Long Distance Relationship), wong pacaran yang yang kaya orang-orang aja belum pernah. Meskipun demikian adanya, let me share my point of view about it sebagai orang awam yang melihat fenomena ini dari luar.

Banyak pasangan terkenal yang harmonis, so sweet, dan bikin iri netizen tiba-tiba putus, salah satunya Rakry dan Indy yang menggemparkan khasanah peryutuban Indonesia beberapa waktu lalu. Para abege menyebut mereka sebagai relationship goals walaupun banyak juga yang bingung kenapa kandasnya hubungan yutuber ini bisa semenghebohkan itu. Rakry dan Indy putus saat Rakry pergi kuliah ke luar kota (yang berarti mereka menjalani hubungan jarak jauh). Penyebabnya pihak lelaki mengaku kepincut dengan teman perempuannya di kampus. Kalau yang ngikuti kisah cinta mereka di yutub pasti tahulah betapa romantisnya dan ga nyangka mereka akan putus.


Source: keepo.me

In the other hand, ada cerita lain yang bikin gua lebih optimis melihat LDR sebagai hubungan yang sangat mungkin untuk dijalani, kisah cinta Tasya Farasya dan Ahmad sang suami misalnya. Tasya pernah cerita di salah satu videonya kalau beliau dan suami pernah LDRan selama 4 tahun. Waktu itu Ahmad harus lanjutkan studinya di US. Untuk merawat cinta dan komunikasi, mereka biasanya Skype-an. In the end, hubungan mereka berujung di pelaminan yang pestanya tujuh hari tujuh malam itu.

Gua mencoba paham kalau menjalani LDR memang tidak semudah itu. Di saat pasangan lain bisa wakuncar tiap malam minggu, tim LDR cuma bisa pacaran via laptop atau handphone. Kalau kangen, harus nabung biar bisa nyamperin doi yang jauh di sana. LDR juga menuntut kepercayaan dan kejujuran yang tinggi dari masing-masing pihak. Ga kebayang kalau salah satu pihak ada yang trust issue atau insecure takut pacarnya selingkuh, lalu berantem dan akhirnya putus karena yang satu ga tahan dicurigai dan satunya ga tenang lahir batin. Lebih parahnya kalau ternyata emang beneran selingkuh. Kalau kasusnya begini, pacar lima langkah pun ga bakal bertahan lama.

Pertanyaannya, kenapa bisa putus? Karena ada pihak yang tidak benar-benar ingin bersama. Gimana tuh maksudnya? Teringat kalimatnya Titi Kamal waktu ditanya rahasia langgengnya hubungan beliau dan suami. Sebelum nikah mereka sempet pacaran 10 tahun dan enam tahun di antaranya adalah LDR. Kalimatnya kurang lebih gini: "ga ada formula khusus sih. kalau memang dua-duanya pengen bersama, pasti bakal saling memperjuangkan kok. Kalau salah satunya udan males, mau dipertahanin kaya apa juga ga bakal bisa." And i can't agree more! Kalau sebelumnya kalian bilang Rakry dan Indy putus karena mereka masih belum cukup dewasa, percayalah Titi Kamal juga memulai hubungannya saat usianya masih muda. Sepuluh tahun guys! Bedanya Titi dan Tian 'betah' mendewasa bersama.

Bisa disimpulkan kalau LDR tidak bisa dijadikan alasan putusnya hubungan para pasangan. Apalagi di era serba canggih begini kemudahan komunikasi melimpah ruah. Kalau kangen bisa langsung telepon whatsapp atau video call. Jaman dulu jangankan tuk berkirim surat, menitip salampun sudah tak boleh. Jika dirasa pasangan kita adalah orang yang tepat untuk menemani sisa hidup, hubungan akan lebih nyaman buat dijalani, melepasnya terasa berat di hati. Mempertahankannya pun gak akan seberat itu karena keduanya berjuang bersama. 

Akan ada seribu alasan untuk pergi, namun selalu ada satu alasan yang membuat kita ingin tetap tinggal. 

Untuk yang merasa LDR adalah penyebab rusaknya hubungan kalian dengan kekasih, coba dipikir lagi. Apa benar kalian benar-benar ingin bersama? Apa standar hubungan sehat adalah kontak fisik semata? Atau jangan-jangan putus karena LDR cuma alasan untuk mencari pengganti dirinya? Entahlah, jawabannya cuma kalian yang tau.



Salam olahraga!

Comments

Popular posts from this blog

5 Cara Menjadi Penganggur Produktif

Menganggur adalah sebuah kondisi saat seseorang tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan yang pasti dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang baru saja lulus sekolah, lulus kuliah, atau saat keluar dari pekerjaannya. Banyak orang tidak begitu menikmati waktu saat dirinya menganggur. Tekanan ekonomi dan lingkungan sekitar membuat para penganggur berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sesegera mungkin. Sebenarnya para penganggur memiliki privilege yang tidak dimiliki para pekerja, yakni keluangan waktu. Sayangnya mereka tidak menyadari hal tersebut sehingga banyak menyia-nyiakan waktu dengan meratapi keadaan. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu menganggur agar lebih produktif: 1. Mempelajari ketrampilan baru Bukanlah sebuah dosa untuk memperkaya diri kita dengan banyak ketrampilan seperti memasak, menjahit, membuat desain grafis, atau mungkin menggunakan sepatu roda. Untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan tersebut

[ T E N T A N G : MENJADI PENGANTIN ]

Gua nulis ini jam 2.40 dini hari saat gua belum bisa tidur. Di tengah-tengah usaha untuk tidur, banyak pikiran yang lalu lalang yang justru bikin makin susah tidur. Kalian suka gitu juga ga? Mungkin karena gua kurang lelah dan bangunnya terlalu siang, jadi pikiran gua masih on banget. Kayanya ini yang dinamakan jetlag. Agar sesi susah sare (tidur in sundanese) ini lebih berbobot, maka gua putuskan untuk nulis. Bicara soal menjadi pengantin, alias nikah, lagi marak banget jadi bahasan di sekeliling gua. Usia 20an ke atas memang udah masanya untuk menggenapkan separuh agama. Beberapa temen udah ada yang cerita soal keluarga kecilnya, ada juga yang lagi sibuk nyiapin lamaran dan resepsi, sisanya sibuk milih baju buat kondangan. Orang-orang yang terakhir ini biasanya kalo ditanya kapan nikah jawabannya: hilalnya belum keliatan nih, lu duluan aja deh, nyantai aja gua mah, dan masih banyak lagi jawaban way out yang super basi.  Di sini gua ga akan ngebela kaum jomblo yang tekan

Another Miss Lulu

Today a courier came to my house and gave me a packet. He said it's for Miss Lulu. I thought i never ordered something online these few days. It might be my sister's stuff then i received it. It was cash on delivery and i paid. Until i opened the packet. I found it strange. My sist never bought such a thing like this. Then i checked the details on the package. Omg it's not my phone number there. Seems there are two Lulu(s) around my neighborhood. Stupidly i didn't check it before i received (and paid) the packet. I chatted the number of the true Lulu (supposedly). I asked her whether it's hers or not very clearly. It was delivered and seen. But she didn't reply. I chatted her again, but now it's not delivered. The problem is i already paid for it! 😭 I was so angry to myself and the courier. I ended up being the courier after she told me her address. Human might do mistakes, unlikely God. He will give what you really need, although sometimes it&